Jumat, 12 Agustus 2011

Jangan Pernah Redupkan Sinarnya

Karena ia begitu bermakna dalam kehidupan hati. Ia selalu menyinari selayaknya cahaya matahari yang menyinari alam semesta sepanjang masa -yang telah ditetapkan Alloh lamanya-. Kamu tidak ada hak untuk mematikannya. Alih - alih mematikan, meredupkannya pun tak boleh... Ia sempurna milik Alloh dan semua atas kehendak Alloh. Hanya saja kadang kala kita menjadi misykat yang meneduhkan pancarannya. Dan kita merelakan diri menjaganya, menjadi misykatnya, dan bahkan menambah bahan bakar untuk ikut membuatnya lebih bersinar. 

Jangan pernah redupkan sinarnya, karena aku membutuhkannya. Kehidupanku terlalu kelam untuk tidak kau sinari. Kehidupanku terlalu manja jika tidak kau terangi dengan makna hidup mandiri dan bahkan ketidaksempurnaanku adalah cahaya yang paling terkasih dari Sang Maha Pencipta. Cahaya itu dikaruniakan agar kita menjadi master of syukur. Jangan pernah redupkan sinar cahayaku, tapi tambahlah terangnya agar aku mampu melihat jalan yang terlalu berbahaya karena kerikil - kerikil dan kelakar - kelakarnya yang sangat tajam.

Ia membuatku tidak tertatih lagi meski kadang waktu istirahatku terlalu lama dan melupakan kebaikan lain yang harusnya aku tunaikan. Ia menuntunku menuju impian besar di sisi Alloh nanti. Ia menyumbangkan energi terbesar dalam setiap rapuhku, menjadi penerang yang terlalu kuat yang kadang - kadang membuat mataku sangat sakit saat aku melakukan hal yang sia - sia dan bahkan berdosa. Tapi, inilah aku yang masih membutuhkannya dan tak mau engkau redupkan. Karena aku bukan bidadari yang terlalu cantik dan terlalu mulia dibandingkan dengan seorang biasa yang ingin menjadi luar biasa.

Tidak ada komentar: