Kamis, 29 Desember 2011

Golden Age, Bagaimana Mendidiknya?

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah dari psikologi, "golden age", yaitu usia atau masa - masa dimana seorang manusia mudah menghafalkan dan menangkap suatu hal yang baru. Para psikolog memberikan range usia golden age adalah pada usia balita, khususnya usia tiga tahun. Tulisan ini terinspirasi dari adik yang aku ajarin baca iqra' yang berusia tiga tahun. Ketika ditawari mengajar anak usia tiga tahun, sempat juga tercenung, tiga tahun?? Akhirnya diterima dengan pertimbangan utama sebagai 'latihan', hahay... Kalau daurah pran*kah itu terlalu banyak teori menurut saya, tapi kalau mengajar adiknya kan langsung learning by doing.. Hoho.. Celetukan para akhwat ketika menerima undangan daurah pran*kah dari sang mr, "Mba, aq ga butuh daurah pran*kah, tapi aq butuh learning by doing aja.. Jadi, butuh yang nyata". ckckck, tapi itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang serius, mereka biasanya hanya bercanda. ^_____^

Oke, bukan daurah yang menjadi bahasan utama, tetapi anak yang berada dalam range waktu 'golden age'. Kalau itu adalah waktu - waktu emasnya seseorang berada di tingkat kecerdasan paling tinggi, tentu kita sebagai orang tua dan calon orang tua tidak akan menyia - nyiakannya. Selain kita mengejar anak - anak tumbuh menjadi seorang yang sangat pintar, tentu juga sangat menyayangkan jika itu terlewatkan begitu saja. Lalu yang jadi pertanyaan adalah bagaimana mendidik si golden age yang tepat?? Kita pasti menyadari (jangan pura - pura lupa ya..) bahwa golden age adalah usia dimana anak - anak memiliki kecenderungan dan kesenangan menghabiskan waktunya dengan bermain, sangat sulit sekali untuk diajak belajar. Ada orang tua yang sangat mempressure anak - anaknya buat belajar, tetapi ada juga yang melewatkan usia emas ini dengan membiarkan anaknya bermain tanpa ada makna. Jadi, kita butuh penyikapan di tengah - tengah antara keduanya. Yaitu, mengelola usia tersebut tanpa melupakan masa bermainnya.

Saya akan cerita sedikit tentang adik iqra' saya, sebut saja namanya ichal. Seorang anak usia tiga tahun yang kira -  kira selama dua bulan ini sudah memasuki playgroup milik seorang trainer nasional terkenal di Jogja. Anaknya sangat cerdas dan mudah sekali menangkap apa yang sudah saya ajarkan. Dalam waktu satu jam dia bisa menangkap dan menghafal enam huruf baru. Saya pikir itu sesuatu yang sangat baik untuk anak seusianya dan dia terus ingat. Berarti kesimpulan pertama adalah bahwa golden age itu benar ada pada usia tiga tahun. Pengenalan keenam huruf itu pada saat pertemuan pertama, kalau tidak salah dari huruf 'da' sampai 'sya' karena huruf sebelumnya sudah ia hafalkan. Pada pertemuan pertama itulah saya menganggap bahwa saya telah under-estimate dengan ichal. Awalnya saya berpikir bahwa saya akan kesusahan untuk mengajarinya iqra' karena usia tiga tahun itu adalah masa bermain dan nanti saya akan disibukkan untuk mengajaknya membaca di tengah - tengah saat dia bermain. Ya, anggapan itu salah. Pertemuan pertama dilalui dengan sangat lancar bahkan ichal tak rewel sedikitpun dan sangat penurut. "Anak yang baik dan pintar" batinku.

Pertemuan kedua aku sangat bersemangat untuk datang ke rumah ichal karena hanya dengan empat kali pertemuan dia akan berhasil mengkhatamkan iqra' satu. Waah hebat juga ya, setelah itu dia akan segera beranjak ke iqra' dua dan seterusnya, bisa jadi dengan segala tantangan yang akan dilalui maksimal usia lima tahun dia akan bisa membaca Alqur'an. Subhanallooh.. Itu perhitungan kasarku dan dengan simpelnya aku berpikir oh berarti seperti ini cara mendidik jundi/ahku nanti. Krik..krik..krik... Tapi, kali ini aku over-estimate. Saat aku mengajar ichal, baru dua huruf dia minta untuk berhenti bahkan huruf - huruf yang dia baca banyak yang salah. Bukan karena dia lupa dengan huruf - huruf yang telah dibaca, tetapi dia tidak berkonsentrasi. Gawat mood-nya belajar hilang, kali ini aku harus bersabar dengan ekstra untuk mengajaknya belajar. Inilah yang kusiapkan dari awal dan tidak kutemui pada pertemuan pertama. Berkali - kali sampai 'aki'-nya (baca: eyang kakung) ikut membantu saya membujuk ichal biar dia mau belajar, tetapi usaha itu sia - sia. Meski saya tidak berhasil memintanya untuk belajar lagi, dia kemudian mengambil buku cerita. Kemudian saya memintanya untuk memilih buku cerita yang paling dia suka dan diambilnya satu buku bersampul merah. Dengan niat akan membacakannya untuk ichal, aku baca judul ceritanya 'Aku Tidak Akan Ngompol Lagi' dan ichal menirukannya. Setelah itu aku buka halaman pertama saat mau membaca tiba - tiba ichal bercerita hampir mirip dengan halaman pertama. Hal itu terjadi sampai cerita selesai dan yang ia sampaikan benar - benar apa yang dia hafal dari dalam bukunya. Ya Alloh, cerdasnya anak ini.. Finally, hari itu ichal hanya nambah dua huruf. Mungkin hari ketiga dia akan lebih baik.

Hari ini adalah hari ketiga, dengan langkah gontai karena kesehatan sedang terganggu, saya tetap menancapkan gas untuk pergi ke rumah ichal, toh juga hanya satu jam. Sesampainya di sana ternyata ichal masih belum mood belajar, terlihat dia sangat bosan dan hanya mendapat satu huruf dia langsung bermain ke tenda - tendaan dan mengambil mobilnya. Setelah sedikit dipaksa dan dibujuk rayu akhirnya berhasil menamatkan satu huruf lagi. Tetapi cukup sampai di situ, ichal tak mau baca lagi.

Saat ini ichal sedang libur sekolah playgroup selama dua pekan dan pekan ini yang terakhir. Agar ichal tidak hanya bermain di rumah saja, ibunya meminta saya untuk mengajarinya iqra' karena ibunya bekerja di luar rumah dari pagi sampai sore. Ichal setiap harinya ditemani aki dan satu lagi seorang wanita paruh baya, saya kurang begitu tahu beliau siapa. Keluarganya sangat baik dan sangat sayang sekali dengan si endut 'ichal' ^____^ Pekan depan karena sudah masuk sekolah, saya diminta ngajarin lagi setiap sabtu karena sekolah dari senin sampai jum'at. Yup, mengisi liburnya ichal agar tidak tersia - siakan untuk bermain saja. Begitulah pola didik ibunya yang positif untuk mengelola golden age anaknya terkasih...


Opini Singkat nan Sederhana

Seorang anak kecil berusia balita sangat sulit untuk diajak duduk manis di depan meja dan dihadapkan buku untuk belajar. Interest-nya untuk mengikuti cara tersebut bisa jadi sesekali waktu (baca: tidak rutin). Keyakinan saya, ketertarikannya untuk belajar setiap harinya itu ada hanya saja tidak menentu waktunya. Namun, kita bisa juga membangun rutinitas anak kita mulai dari kecil bahkan memang harus kita bangun dari kecil kebiasaan - kebiasaan yang positif. Ini akan sangat baik dilakukan oleh seorang ibu karena dialah yang menjadi madrasah pertama dan yang paling tahu anaknya. Selain itu, tali fitrah seorang ibu dengan anaknya sangat kuat, begitulah Alloh menciptakan. Kesimpulan kedua: peran ibu dalam pendidikan anak di masa golden age adalah sangat penting. Sehingga, inilah kebutuhan seorang ibu untuk selalu membersamai sang buah hati.

Kedua, pembangunan ketertarikan anak untuk belajar itu tidak harus memaksa anak duduk di depan meja, tetapi bisa jadi diajak sambil bermain. Misalnya seorang ibu bermain tenda - tendaan dan memangku anaknya sambil membaca iqra', atau cara kasih sayang lain yang tidak melupakan dua aspek, yaitu belajar dan bermain. Kalau kita ingat profesor cilik penghafal Alqur'an dari kawasan Timur Tengah itu diceritakan bahwa dia mampu menghafal Alqur'an karena selalu membersamai orang tuanya saat mengajar Alqur'an. Tanpa disadari oleh orang tuanya, kebiasaan anaknya mendengarkan ibunya membaca Alqur'an bersama murid - muridnya itu direkam rapi dalam simpul - simpul otak sang anak. Sehingga, golden age adalah masa emas seorang anak menghafal sesuatu yang baru ia dengar dan pada usia inilah ingatannya sangat kuat sampai tua nanti. Jadi, mengajak belajar anak sudah tentu tidak dilakukan dengan cara yang kaku. Setiap harinya anak sudah diminta duduk manis di sekolahan dan di rumah masih diminta duduk manis lagi mendengarkan pelajaran yang lain. Ini akan membuat anak sangat bosan dan menjadikan bermain sebagai tempat pelarian yang bisa - bisa menjadi sulit untuk dikendalikan. Menjadi seorang ibu harus pandai - pandai memperhitungkan waktu anaknya untuk dibuatnya menjadi aktivitas rutin yang bermanfaat tanpa membuat anak merasa bosan dan terbebani.

Sepertinya itu sudah cukup karena saya sendiri juga belum berkeluarga, hehe berani - beraninya... Hanya ingin mengambil pelajaran kog dari daurah pran*kah learning by doing yang saya ambil sendiri. Tentu belajar dari kondisi realita sangatlah penting, tetapi saya juga tidak lupa bahwa de ichal hanya merupakan satu contoh sifat yang saya temui dari ribuan sifat anak - anak. Belum tentu pula buah hati saya nanti seperti ichal, tetapi sekiranya ini bisa menjadi pelajaran buat saya untuk 'memantaskan diri' menjadi seorang ibu.. ^_____________________^ [malu beud.. :p]


*lepas dhuha menjelang dzuhur di hari jum'at penuh keberkahan Alloh
Ya Alloh, rahmatilah kami hari ini...
Siang ini dua cintaku akan berangkat ke Tangerang untuk menghadiri undangan walimahan anak pertama om, semoga lancar perjalanannya, have a nice trip... ^-^
Barakallohu lakuma wabaraka 'alaykuma wajama'a bayna kuma fii khoir... Amiin.

Rabu, 28 Desember 2011

Kecemburuan Wanita Pada Bidadari

Judulnya aneh, ga masalah... Itu tercetus ketika beberapa 'adik' saya sering menanyakan tentang bagaimana posisi wanita saat di surga nanti. "Mbak, klo laki - laki ketika di surga nanti kan mendapatkan bidadari bahkan lebih dari satu. Trus kita gimana dong mbak? Apalagi klo nanti kita sudah punya misua, berarti misua kita nanti juga dikerumunin oleh bidadari dong?" tanya mereka. Pertanyaan itu pernah terpikir pula olehku.

Ternyata itu bukan pertanyaan satu atau dua wanita saja, tetapi pada saat itu saya sedang mengikuti kajian di tanah kelahiran, ada seorang wanita yang bertanya dengan inti pertanyaan yang sama. Memang itu menjadi kecemburuan tersendiri di kalangan wanita.. Maunya juga dapat bidadara...^________^ [krik..krik...krik...], tapi kalau kita mencari - cari di dua dasar hukum kita, tidak akan pernah ditemukan bahwa Alloh menjanjikan bidadara bagi para perempuan yang masuk surga. Wajar kan klo kami para wanita cemburu.. hehe

Lalu ustadz tersebut menjawab, "Wanita di dalam Alqur'an maupun hadits memang tidak disebutkan bahwa mereka akan mendapatkan bidadara di surga seperti halnya laki - laki yang dijanjikan bidadari. Tetapi, dalam beberapa keterangan disebutkan bahwa para wanita surga itu nantilah yang akan menjadi seorang bidadari dan lebih dari bidadari yang Alloh ciptakan di surga. Jika mereka seorang istri, maka istrinya pun akan menjadi bidadari bagi suaminya dan bidadari ini tidak seperti bidadari biasa, tetapi lebih istimewa daripada mereka. Dan bagi seorang wanita, menjadi seorang bidadari itu sudah cukup.

Buat beberapa wanita mungkin itu tidak cukup memuaskan. Tetapi, mari kita cermati lagi bagaimana nikmat yang luar biasa dari Alloh ketika kita menjadi seorang bidadari dan bukan bidadari yang biasanya. Seperti hadits Rasulullah disebutkan bahwa wanita dunia lebih baik dan lebih utama daripada bidadari di surga sebagaimana yang tampak darinya, yaitu shalatnya, puasanya, sedekahnya, dan amalan - amalan ibadah lain. Kalau di dunia saja banyak wanita yang berlomba - lomba untuk menjadi wanita paling cantik (secara fisik) sampai memubadzirkan banyak uang, bahkan untuk sedekah pun tak sebanding dengan yang ia gunakan hanya untuk mempercantik fisik. Tetapi hati wanita itu hanya untuk satu orang, kecenderungan kita memang tidak memiliki hati untuk dua, tiga atau empat laki - laki. Bahkan kecenderungan hati kita adalah posesif terhadap satu orang (yaitu misua kita nanti), maka semua wanita dalam hatinya menolak poligami. Jiiaaah, jadi curhat colongan... ^_____^

Perkataan ustadz itu bisa jadi benar dan bisa jadi tidak karena kita tidak tahu bagaimana kondisi surga itu. Tapi, sangat mudah bagi Alloh menciptakan untuk kita seorang bidadara, "Jadilah, maka jadilah ia untuk kita". Surga adalah tempat penerimaan balasan yang baik, sifatnya tidak ada keburukan, dan nikmatnya 99% dibandingkan dengan nikmat dunia yang hanya 1%. Segala kondisi tentang surga tidak akan mampu dibicarakan oleh manusia, kecuali yang telah dikabarkan di dalam Alqur'an dan Hadis Rasulullaah..

Jadi, kalau kita pikirkan lagi kenikmatan surga itu adalah kenikmatan luar biasa yang diberikan oleh Alloh. Bukankah tidak lebih dari cukup jika kita masuk surga dan semua waktu kita hanya digunakan untuk menyembah pada Alloh? Sedangkan, Alloh mengatakan bahwa di surga nanti sudah tidak ada ibadah lagi, yang ada hanyalah kita menerima balasan dari semua amalan di dunia. Jadi teman, kalau kita akan menjadi ratunya bidadari kenapa mesti khawatir? :) Saatnya membuat bidadari cemburu pada kita.... ^-^ Mereka yang akan menjadi pelayan kita di surga nanti, insya Alloh...

Allohu a'lam bishowab, yang pasti Alloh itu Maha Adil, Yang Maha Mengetahui hati, perasaan dan kebutuhan kita... Sepertinya cukup, klo nanti ada ilmu lagi insya Alloh dibagi... Jika ada yang tahu ilmu tentangnya, boleh dong ikut berbagi di sini...  :) :)

*tempat yang tenang di perpusatakan UPT 1 UGM
menjelang senja, tepat miladnya desi. Barakallohu fi umrik ya sayang... Semoga makin dicintai oleh Alloh... :)

Senin, 26 Desember 2011

Takahashi, 5 Menit Menuju Surga

dakwatuna.com – Kuringgu… kuringgu …. kuringgu!!! (kring …kring …kring..). Suara telepon rumah Muhammad berbunyi nyaring.
Muhammad: Mosi mosi? (Hallo?)
Takahashi: Mosi mosi, Muhammad san imasuka ? (Apakah ada Muhammad?)
Muhammad: Haik, watashi ha Muhammad des. (Iya saya).
Takahashi: Watashi ha isuramu kyo wo benkyou sitai desuga, osiete moraemasenka? (Saya ingin belajar agama Islam, dapatkah Anda mengajarkan kepada saya?)
Muhammad: Hai, mochiron. (ya, sudah tentu.)
Percakapan pendek ini kemudian berlanjut menjadi pertemuan rutin yang dijadwalkan oleh dua manusia ini untuk belajar dan mengajar agama Islam.
Setelah beberapa bulan bersyahadat, Takahashi kian akrab dengan keluarga Muhammad. Dia mulai menghindari makanan haram menurut hukum Islam.
Memilih dengan hati-hati dan baik, mana yang boleh di makan dan mana yang tidak boleh dimakan merupakan kelebihannya. Terkadang tidak sedikit, keluarga Muhammad pun mendapatkan informasi makanan-makanan yang halal dan haram dari Takahashi.
Pizza wo tabenaide kudasai. cheese ni ra-do wo mazeterukara.. (Jangan makan pizza walau pun itu adalah cheese, karena di dalamnya ada lard, lemak babi)”, nasihatnya di suatu hari. Takahashi mengetahui informasi semacam ini karena memang kebiasaan tidak membeli pizza, atau makanan produk warung di Jepang memang sudah terpelihara sebelumnya di keluarga Muhammad.
Toko kecil makanan halal milik keluarga Muhammad, menjadi tumpuan Takahashi dalam mendapatkan daging halal. Suatu ketika Takahashi ingin makan daging ayam kesukaannya, tapi dia ngeri kalau melihat daging ayam bulat (whole) mentah yang ada di plastik, dan tidak berani untuk memotongnya. Dengan senang hati, Muhammad memotong ayam itu untuk Takahashi. Dia potong bagian pahanya, sayapnya, dan badannya menjadi beberapa bagian.
Setiap pekan, Takahashi terkadang memesan sosis halal untuk lauk, bekal makan siang di kantor. Setiap pagi ibunya selalu menyediakan menu khusus (baca: halal) untuk pergi ke kantor tempat dia bekerja. Sebagai ukuran muallaf Jepang yang dibesarkan di negeri Sakura, luar biasa kehati-hatian Takahashi dalam memilih makanan yang halal dan baik. Terkadang Muhammad harus belajar dari Takahashi tentang keimanan yang dia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Pernah dalam suatu percakapan tentang suasana kerja, Takahashi menggambarkan bagaimana terkadang sulitnya menjauhi budaya minuman sake di lingkungan tempat kerjanya. Di Jepang, suasana keakraban hubungan antara atasan dan bawahan atau teman bekerja memang ditunjukkan dengan saling memberikan minuman sake ke gelas masing-masing.
Dalam kondisi hidup ber-Islam yang sulit, Takahashi ternyata terus melakukan dakwah kepada ibunya. Beberapa bulan kemudian akhirnya ibunya pun menjadi muallaf dengan nama Qonita, nama pilihan Takahashi sendiri buat ibu yang dia cintainya. Sampai saat ini, bagaimana dia mendapatkan nama itu, tidak ada seorang pun yang tahu, kecuali Takahashi.
Beberapa bulan berlalu, pertemuan kecil-kecilan berlangsung …terlontar dari mulutnya suatu kalimat.
Watashi ha kekkon simasu (Saya mau menikah)….”, ujarnya.
Dengan proses yang panjang, akhirnya dia mendapatkan jodohnya, wanita Jepang yang cantik, yang dia Islamkan sebelumnya. Setahun kemudian, suatu hari Takahashi datang ke rumah Muhammad dengan istrinya yang berkerudung, ikut serta juga buah hati mereka yang telah hadir di dunia ini.
Pada suatu hari, iseng-iseng Muhammad bertanya kepada Takahashi, “Apa yang menyebabkan Takahashi lebih tertarik dengan Islam?”
“Sebenarnya saya belajar juga Kristen, Budha dan Todoku (Agama moral) selain Islam,” Takahashi menjelaskan.
“Masih ingat dengan telepon kita dulu? Waktu pertama kali aku telepon ke Muhammad beberapa bulan dulu”, sambungnya.
“Iya ingat sekali”, jawab Muhammad.
“Kita waktu itu membuat perjanjian untuk bertemu di suatu tempat bukan?”, tanya Takahashi.
“Iya benar sekali”, sambung Muhammad lagi sambil mengingat-ingat kejadian saat itu.
“Saya sungguh ingin mantap dengan Islam, karena Muhammad datang 5 menit lebih dulu dari pada waktu yang kita janjikan, dan Muhammad datang terlebih dahulu dari pada aku. Muhammad pun menungguku waktu itu”, jawab Takahashi beruntun.
“Karena itu aku yakin, aku akan bersama dengan orang-orang  yang akan memberikan kebaikan”, sambungnya lagi.
Jawaban Takahashi membuat Muhammad tertegun, Astaghfirullah sudah berapa kali menit-menitku terbuang percuma, gumam Muhammad.
Begitu besar makna waktu 5 menit saat itu untuk sebuah hidayah dari Allah SWT. Subhanallah, 5 menit selalu kita lalui dengan hal yang sama, akan tetapi 5 menit waktu itu sungguh sangat berharga sekali bagi Takahashi.
Bagaimana dengan 5 menit yang terlewat barusan, milik Anda? []

*Ya Alloh, jangankan menit, berjam - jam terlewatkan begitu saja.... :'(
hari ini internetq akan mati, jadi aq manfaatkan untuk posting sebanyak - banyaknya ilmu... :)

Inilah Indahnya Islam dikutip dari "99 Cahaya di Langit Eropa"

Pernah mendengar buku "99 Cahaya di Langit Eropa"? Kalau belum pernah, tidak masalah karena sebenernya saya juga belum pernah, hehe. Penulis buku ini adalah putri dari politikus terkenal di tataran Nasional, yaitu Hanum Rais, ya putri beliau bapak Amien Rais. Ini bermula dari seorang teman memberikan isi taujihnya tentang keindahan Islam yang harusnya kita gencarkan syi'arnya, di tengah hiruk pikuk teriakan jihad yang hampir semuanya salah kaprah tentangnya. 

Cerita ini hanya sekedar menceritakan kembali salah satu bahasan yang ada di sana. Yaitu cerita tentang seorang teman dari Hanum Rais yang bernama Fatma, seorang muslim Turki yang tinggal di Austria. Fatma Pasha belum bisa bahasa Inggris sehingga meminta Hanum untuk mengajarinya bahasa Inggris. Karena di Austria bahasa yang dipakai adalah Perancis dan satunya kalau tidak salah bahasa Jerman (maaf sedikit lupa). Saat itu keduanya (Hanum dan Fatma) sedang makan di sebuah restoran di Austria. Tidak jauh dari meja mereka, ada seseorang bersama temannya sedang berbicara dalam bahasa Inggris. Dan tahukah apa yang sedang dibicarakan? Bahasaan keduanya adalah menjelek - jelekkan Islam. Bagi Hanum yang mengerti apa yang mereka bicarakan sudah pasti perasaan marah sudah berkecamuk dan siap pasang badan untuk membantah kata - kata mereka.

Hanum berkata kepada Fatma yang intinya, "Fatma, dua orang yang sedang berbicara dalam bahasa Inggris itu sedang menjelek - jelekkan Islam". Hampir saja ia beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri keduanya, tetapi oleh Fatma ditahan. "Tolong lihat berapa banyak makanan yang mereka makan dan apa saja setelah itu beritahukan kepadaku" kata Fatma. Akhirnya Hanum pun berjalan dengan berpura - pura ada perlu ke suatu tempat untuk melihat apa saja yang mereka makan. Setelah itu Hanum memberitahukan semua makanan yang mereka pesan. 

Fatma menghampiri kasir dan membayar semua makanan yang dipesan oleh dua orang yang menjelek - jelekkan Islam tadi dan menitipkan sepucuk kertas yang bertuliskan sangat sederhana yang memberitahukan bahwa aku adalah seorang muslim (lanjutannya lupa) dan dibawah tulisan itu diberikan alamat emailnya. Satu hari, dua hari, satu pekan, satu bulan dan ditunggu sangat lama, rupanya tidak ada email dari orang itu yang masuk ke inbox Fatma. Saking lamanya mungkin hampir - hampir saja lupa. Namun, satu tahun kemudian, orang tersebut benar - benar mengirim email kepada Fatma yang berisi tentang permohonan maaf yang sangat karena telah menjelek - jelekkan Islam dan Islam ternyata sangatlah indah dari pada yang mereka bicarakan pada saat itu. Rupanya satu tahun itu adalah waktu yang ia gunakan untuk berpikir dan mencari tahu tentang Islam hingga akhirnya ia memutuskan benar - benar meminta maaf kepada Fatma atas apa yang mereka lakukan dahulu.

Inilah dakwah yang sebenar - benarnya dakwah, yang diajarkan Alloh dan dituntunkan oleh Rasulullaah, yaitu dengan hikmah hasanah dan perkataan yang baik lagi lembut. Tanpa harus berteriak, tanpa harus mengangkat senjata apalagi granat, tanpa menyakiti, tetapi melembutkan hati pembenci Islam. Allohu a'lam bishowab...

Sesungguhnya tampilnya agama ini adalah dengan tampilnya umatnya...
Sesungguhnya tampilnya umat ini adalah dengan tampilnya rijal - rijalnya (pemuda)...
Sesungguhnya tampilnya rijal - rijal terbaik adalah dengan tampilnya akhlaq yang baik...
Islam, the message of peace... :)

*terima kasih untuk temanku yang telah berbagi cerita, semoga di lain kesempatan bisa benar - benar membaca bukunya secara utuh sehingga bisa bercerita dengan keutuhan cerita dan tidak sepenggal - sepenggal. Mohon dimaafkan karena ini adalah kesan yang mendalam tentang cerita Hanum Rais... Semoga menginspirasi kita... :) :)
- menjelang dhuha, saatnya memohon rezeki pada Alloh -

Menjumput Titik Bening Niat Dalam Hati

"Barangsiapa mencari Alloh, maka ia akan mendapatkan kekhusyu'an. Barangsiapa mengejar kekhusyu'an, maka ia akan kehilangan Alloh"

Ungkapan tersebut boleh jadi membuat kita terdiam seketika, menyelami ibadah - ibadah yang telah lalu, bertanya - tanya untuk dan karena apakah aku beribadah. Ungkapan itu lebih membuka mata kita tentang hakikat niat. "Innamal a'malu binniyat fa amma likumri immanawa..." Segala sesuatu tergantung niat dan setiap orang mendapatkan apa yang diniatkan. Siapa yang berhijrah karena Alloh dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Alloh dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah karena dunia dan wanita (seseorang) yang diinginkannya, maka dia akan mendapatkan apa yang ia inginkan.

Jika kita melihat hadits di atas, ada dua perbedaan yang sangat mencolok antara niat yang baik dan yang buruk karena urusan duniawi semata. Setelahnya, kita paham apa yang akan kita dapatkan sebagai dampak dari niatan di dasar hati kita. Tapi, bagaimana dengan niat yang baik bahkan terbilang sangat baik, tetapi... bukan karena Alloh? Itulah yang disampaikan pada kalimat pembuka di atas. Siapa yang menolak bahwa khusyu' merupakan niatan yang baik? Khusyu' adalah salah satu syarat diterimanya shalat atau ibadah, jadi selain baik ternyata khusyu' merupakan syarat yang bisa kita prioritaskan untuk diterimanya amalan. Lalu....

Jika khusyu' menjadi niatan, ternyata dampaknya tidak terlalu baik pula. 'Barangsiapa yang mengejar kekhusyu'an maka ia akan kehilangan Alloh'. Artinya niat itu benar - benar berada pada tingkatan pertama prioritas sebuah amal. Niat karena Alloh adalah syarat utama diterimanya amalan ibadah, sedangkan syarat kedua adalah sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Jika Alloh telah menguasai hati kita hingga dasarnya, maka keridhaan Alloh terhadap kita akan mengalahkan segala keburukan termasuk terbelenggunya nafsu. Namun, niat yang bukan karena Alloh baik yang buruk maupun yang baik akan membuat kita kehilangan Alloh dalam segala hal.

Contoh niat yang buruk sudah sering kita dengar dan pelajari secara gamblang, sedangkan niat yang baik tetapi tidak benar atau tidak tepat itu yang sering meleset dari kehati - hatian kita. Bagaimana jika ada seseorang yang sedekah dengan niat mendapatkan surga, atau bahkan seseorang yang hendak shalat dengan mengejar kekhusyu'an? Jika bersedekah karena surga, Rasulullaah telah menggolongkannya sebagai ahli ibadah pada tingkatan pedagang, yaitu beribadah karena takut rugi (neraka) dan menginginkan keuntungan sebesar - besarnya (surga).

Khusyu' biasa kita singgung dalam ibadah shalat dan menjadi kajian yang sangat mendalam saat belajar fiqh shalat. Khusyu' selalu menjadi pertanyaan pertama yang diajukan oleh jama'ah kepada ustadz atau ustadzah yang sedang menyampaikan materi tersebut. Bagaimana bisa khusyu' shalat, minimal satu raka'at saja mendapatkan khusyu' tidaklah menuntut khusyu' dari awal sampai akhir, apalagi saat kita sedang ada masalah rasanya pikiran terpenuhi dengan masalah - masalah itu padahal Alloh telah menjanjikan ketenangan hati dalam shalat? Ini barangkali menjadi pertanyaan yang rumit untuk dijawab dan dipahamkan.

Khusyu' itu tidak datang dari diri sendiri, tetapi butuh Alloh di sana. Karena Alloh-lah yang menguasai hati, yang Maha membolak - balikkan hati. Berarti? Ya, khusyu' butuh campur tangan Alloh lewat do'a dan niat kita. Saat ibadah kita benar - benar bersih dari segala sesuatu kecuali Alloh dan Alloh ridha dengan ibadah kita, maka kekhusyu'an menjadi hal yang mudah untuk kita dapatkan. Tetapi, jika dari awal kita memaksakan diri beribadah harus khusyu' dan kita kadang lupa berniat karena Alloh, maka ridha Alloh akan menjauh dan sudah pasti kita kehilangan Alloh.

Kita umpamakan saat shalat didirikan bermula dengan mengejar kekhusyu'an, bisa dijamin shalat kita malah tidak khusyu'. Saat kita mendengar suara sesuatu tersampar dan terdengar pecahan gelas, hati kita akan berbisik "gelas sedang jatuh tapi aku ga boleh terpengaruh, aku harus khusyu' ". Saat itulah kita kehilangan Alloh. Lain halnya ketika shalat kita karena Alloh, khusyu' akan mengikuti seperti shalatnya Rasulullaah. Saat mendengar tangisan bayi, beliau tidak lantas melanjutkan shalatnya tanpa mempedulikan, tetapi keselarasan beliau menggendong dan meneruskan shalat itulah kekhusyu'an. Saat kedua cucunya naik kuda - kuda di atas punggungnya, itupun tidak mengurangi kekhusyu'an, tetapi itulah kesempatan berlama - lama sujud di hadapan Alloh.

Inilah kekhusyu'an, membutuhkan bantuan Alloh dan hanya didapatkan ketika niat kita murni karena Alloh bukan untuk mengejar kekhusyu'an. Surga bukan menjadi niatan amal kita, tetapi surga menjadi motivasi kita dalam beramal. Neraka menjadi ancaman bagi kita untuk berhati - hati dalam melangkah karena taqwa adalah sebuah tindakan kehati - hatian dan Umar ra berkata, "Taqwa itu adalah kehati - hatian seperti engkau berjalan di atas jalanan yang penuh dengan duri". Semua takluk dengan niat karena Alloh, semua yang diinginkan dalam hati datang saat kita merajakan Alloh, dan semua ibadah akan terasa ringan karena Alloh memudahkannya ataas kita. Insya Alloh....

Alloh telah memudahkan semua ibadah untuk manusia, jika kita sedang berat hati melaksanakannya maka bersegeralah kita meluruskan niat dan bermohon kepada Alloh. Shalat lima waktu telah dikehendaki Alloh selaras dengan aktivitas manusia. Saat sebelum memulai aktivitas kita diminta mengingatnya dan membangun niat karena Alloh. Saat kita sedang dalam kondisi capek fisik di tengah hari, maka Alloh meminta kita menyegarkan kembali fisik, pikiran dan hati dengan mengingatNya, meluruskan kembali niat yang sering kali telah berbelok dari arah mulanya. Saat selesai bekerja di sore hari, Alloh ingin kita bersyukur atas aktivitas yang dilakukan tiap harinya dan lagi - lagi meluruskan niat. Saat senja menjadi waktu yang melenakan manusia, Alloh meminta kita menjadi waktu yang tetap produktif dan tetap ingat pada-Nya. Saat kita akan beristirahat di malam hari, Ia inginkan kita mengevaluasi segala yang telah dilakukan hari itu dengan mengingat-Nya dan mengingat kembali niat - niat yang bengkok untuk diluruskan selurus - lurusnya agar kita mampu bersyukur penuh atas nikmat yang telah diberikan-Nya dalam satu hari...

Jika niat yang baik saja menghancurkan amal, bagaimana dengan niat yang buruk? Semoga Alloh berkenan memberikan keistiqamahan ibadah dan mengingatkan kita di setiap waktu - waktu yang terlupakan... Inilah hamba yang terlalu banyak dosa... Ya Alloh, tunjukilah kami titik bening niat dalam hati dan berikan keridhaan-Mu di setiap langkah kecilku...


23:44 belum mampu memejamkan mata
Sungguh nikmat tenggorokan itu sangat luar biasa, saat terasa digelitikin maka batuk seolah tak mau dihentikan.. Ya Alloh, ajari aku bersyukur... :)
Pondok Nabila, room 4th

Rabu, 14 Desember 2011

This is my spirit

Wednesday,  December 14
Alhamdulillaah,  my program was running and was accepted by my lecturer... Deep thanks... Yukata...
Now I'm trying to make other program... Ganbate ne... ^^//
Hope Alloh make it easy for me...

Thursday, December 15
This morning my otosan called me...
"Terus berikhtiar dan jangan pernah bilang klo aq stress..."
-Quote this day-

Arigato mina-san....
Bismillaah....

Selasa, 13 Desember 2011

Masa SMP: Cheerful ;p

Aiiih.... aq dapat pe er cerita masa es-em-pe... huft... Mba Asiiih, tanggung jawab!! :D
Hmmmm.... mau cerita apa ya?? Baiklah, mulai dari awal masuk SMP Negeri 1 Karanganyar, SMP yang notabene terbaik di kota kecilku.. ^-^

Dari cerita ini nanti, carilah yang baik dan tinggalkan yang buruk... Ga ada niat takabur karena ga ada juga yang bisa dibuat untuk takabur.. Nilai pas2an, tapi persahabatan itu yang terpenting.. Kisah SMPq sepertinya anak SMP banget.... :p

Waktu itu nilai UAN SD-ku lumayan memuaskanlah, tidak ada nilai delapan, angka bulat 100 berhasil aq ambil di matkul Matematika, sedangkan yang lain seingetku mendapat angka sembilan. Aq bukan orang yang pinter2 banget, tapi klo belajar bisa [yaiyalaah... semua orang mah juga gtu.. - -']. Nilaiku untuk masuk SMP N 1 Kra aman sampai batas terakhir pendaftaran. Setiap sore hari kakakku selalu nganterin ke SMP buat memantau peringkat nilaiku. Akhirnya pada waktu pengumuman penerimaan, nilaiku masih aman.. Klo ga salah seingetku urutan ke-38, yaa memang ga bagus2 banget... :))

Waktu pendaftaran ulang... Huuuh, pengennya dianterin bapak, tapi disuruh pendaftaran ulang sendiri.. Gubrak, mana aq orangnya penakut lagi!! Akhirnya dianterin kakak, tapi ya sama aja cuma ditungguin dari luar. Sifat penakut turunan dari Ibu (hoho, gomen ne okaasan :D ) selalu dipatahkan oleh Bapak. Suruh nyari KTP sendiri, SIM, de el el, ga mau nemenin,, padahal aq klo ngomong dengan orang tua jadi kikuk pake banget. Daftar SMA ga ada yang namanya acara ditemenin, ditinggal aja sambil dikasih duit buat pendaftaran... Huuuuuh otosan....!! Tapi, I love him much.. ^^

Kelas Satu
Pelajaran yang aq ga suka adalah Biologi, repot banget ngafalin nama latin. Tapi, aku sangat suka menghitung, Mathematics... :)) Sekarang aq mau ngenalin temen2... SMP aku sekelas dengan tetanggaku yang juga teman dari TK, namanya Ruri. Dulu tempat dudukku selalu pojok belakang sebelah kanan, ga pernah duduk di barisan paling depan. Pengen banget duduk di barisan depan, tapi Ruri selalu ingin di belakang. Temenq yang ini rajin banget, selalu datang pukul 06.00 jadi dia yang nyari tempat duduk, maklum dulu nyari tempat duduk rebutan pagi2an.

Klo berangkat sekolah aq selalu naik angkot, dari rumah sekitar setengah tujuh dan sampai di sekolah jam tujuh kurang seperempat. Nah, saat berangkat sekolah aku harus jalan dari rumah ke terminal, kira2 10-15 menit ga terlalu jauh. Sepanjang jalan rumah sampai terminal aku seringnya sambil membaca buku, hehe dulu aku rajin. Karena dari rumah menuju terminal itu melewati pasar dan penjual2 di sana kebanyakan tetanggaku, maka klo ketemu aku selalu dibilang, "Waah dewi ki bocah sregep.." ^^ Sekarang???

Kelas satu SMP aq kenal dengan yang namanya Widi, orangnya sangat pintar, dan akhirnya kita jadi closed friend. Karena kita sama - sama suka Winnie The Pooh, maka kita sebut diri kita dengan tokoh2 itu. Seperti anak-anak SMP biasanya, kita ngebuat geng.. Klo geng2 yang lain namanya keren, kayak star friend (nyuri nama geng-nya desi, adik kos dan juga adik angkatan di Fisika, hihi) atau nama gengnya berasal dari singkatan nama2, maka geng-q adalah geng 'Winnie The Pooh'. hehe, ga keren banget ya...

Sekarang aq kenalin temen2q, Widi sebutannya the pooh karena demen banget dengan kartun ini. Dari kecil aku suka kelinci jadi ambil peran rabbit (tapi sifatnya ga sama lho ya.. ;p). Temen geng yang putra namanya haris si piglet. Satu lagi temenq namanya priyo yang jadi tiger. Akhirnya kita layaknya tokoh - tokoh Winnie The Pooh. Klo dipikir2 lagi aneh juga ya dulu, tapi itulah normally seorang anak - anak yang sedang beranjak dewasa. Klo temen deket lain yang ga ngegang ada juga, Ruri, mba Siti, Diah, Habib, Yogiek (tapi nih anak kemarin waktu reuni udah lupa namaq, gubrak..).

Aq masuk kelas 1F, ruangan di paling pojok, paling bersih dan terang. Dulu sering ada perlombaan bersih kelas dan kelas kita selalu menduduki peringkat pertama, lumayan lah dapat hadiah peralatan bersih2 tambahan. Oya waktu ada perlombaan bersih kelas, ada kisah yang lucu banget, temenq putra sangat polos. Rumahnya bukan di daerah kotanya, agak ke desa tapi ga jauh2 juga dari kota Karanganyar. Dia ditugaskan untuk beli macemnya superpel ke supermarket. Temennya yang nemenin cerita pake bahasa Jawa sambil tertawa guling2 [yang ini bagian lebay] yang intinya, "Waah aq malu banget tadi beli pembersih lantai dengan si X -disamarkan-, kita beli di supermarket dan waktu bayar dikasir dia nawar harga ke mbak2nya di kasir. Emangnya dikira pasar...". Sontak kita sekelas tertawa bareng2, hadeeeh malu2in beeud ya...

Dulu sering juga kita ada kemah pramuka hari sabtu minggu, tapi putri nginepnya di kelas2 dan yang putra ngediriin tenda di halaman sekolah. Karena kelas paling pojok, sudah menjadi kebiasaan rumor horor berasal dari kelas pojok. Eh pas malem2, ternyata yang jerit2 malah anak - anak kelas 1G, tetangga sebelah, yang mengaku gambar pahlawan di kelas mereka bergerak-gerak. Haha... Sampai sekarang ga tau juga kabar itu bener atau engga...

Inget banget dulu kemana-mana aku selalu berdua dengan Widi, jalan bareng, kemah bareng, saling ngejagain, saling tukar hadiah sewaktu ulang tahun, pokoknya so sweet banget deh sebagai dua orang sahabat. 

Kelas Dua
Seru nih, aku pernah bantuin Koperasi sekolah. Tapi aku ga terlalu rajin jaga koperasi karena aku lebih tertarik ke perpus baca novel. Oya, aku suka novel-novel klasik lho, klo ke perpus bukan pinjem buku pelajaran pastinya, tapi pinjem novel karangan N.H. Dini dkk. Doyan banget dulu baca novel klasik...

Klo waktu kelas satu yang aq paling ga suka pelajarannya adalah biologi, maka di kelas dua ini biologi menduduki peringkat kedua setelah Matematika. Gurunya enak banget klo ngajarin, udah gitu catetanku paling rapi. Dari beliaulah aku belajar menulis catetan rapi, tapi sekarang hehe moody catetan ;p Dan yang paling ga suka adalah Fisika, of course... Oya klo mau tau prestasiku, biasa2 aja dan rankingnya bukan yang teratas karena masih ada Widi, bener2 pinter banget, mungkin 70% badannya otak.. :))

Kelas Tiga
Setiap harinya adalah hari-hari yang membosankan karena setiap waktu digosipin dengan partner bendaharaku. Parahnya temen2 itu ngegosipin ga hanya waktu istirahat, tapi klo lagi pelajaran juga.. Klo lagi diceng2in waktu ada guru, ternyata gurunya juga senyum2, huuh bisa ngebayangin kan keselnya..

Sekolahku ga pernah mengizinkan muridnya untuk piknik, tapi memberikan pilihan lain dengan ngadain pensi (pentas seni) untuk anak2 kelas tiga. Karena waktu itu jadi bendahara kelas, maka aku ditunjuk sebagai manajer keuangan kebutuhan kelas. Setiap kelas ditugaskan membuat stand pameran dan ikut ngisi pentas seni. Acara berlangsung tiga hari dan benar2 menguras tenaga, inget banget waktu itu aku sama temenq muter2 nyari kain dekorasi ke penyewaan peralatan pernikahan, ngebuat dekorasinya bareng temen2, dan setiap malam harus ikut serta menjaga stand.. Tapi, ternyata itu can't be erased from my memory... :)

Kelas tiga menjelang ujian, waktu itu aku lagi piket pagi tiba-tiba mba Siti nyamperin sambil nangis. Kagetlah aku dibuatnya, waktu itu dia khawatir banget klo ga bisa ngerjain UAN Matematika. Dia jago banget Bahasa Inggris, nongkrongnya selalu MTV, semua lirik Westlife, A1, Blue dan boyband lainnya dihafal semua di luar kepala, klo ujian bahasa Inggris nilainya selalu tertinggi. Tapi, dia punya kelemahan di pelajaran Matematika, akhirnya dia minta aku mrivatin. Setelah itu kita rutin belajar Matematika bareng. Tapi, aku punya rahasia sendiri, semua pelajaran aku belajar setiap hari Minggu ke rumah Widi... Alhamdulillaah kita udah baikan lagi... :))))

Persahabatan Masa Remaja
Kelas satu geng Winnie The Pooh selalu eksis, tapi kelas dua hubungan kita renggang karena suatu hal..Aku dan Widi pisah, temen2 putra cenderung di tengah2 jadi ya sama saja membuat kelompok sendiri. Tapi, sebenernya kita ga ada apa2, ga musuhan juga, cuma lebih banyak berjalan sendiri-sendiri. Trus waktu SMP kelas 3 aku surat2an dengan Widi (duuh anak remaja banget ya...), intinya kita pengen bareng lagi dan kita belajar bareng rutin menjelang ujian.

Widi memilih untuk meneruskan SMA di SMA N 1 Solo. Sewaktu SMA aku pernah sekali bertandang ke rumahnya untuk silaturrahim, kita udah sama2 berubah. Keduanya udah menjadi akhwat, hanya saja jalan kita sedikit berbeda. Tapi, kita ga pernah merasakan perbedaan, sampai sekarang pun aku merasa kalau kita masih dekat. Widi keterima di Fakultas Pertanian UNS dan sekarang sudah lulus sepertinya. Aku sudah kehilangan kontak, tapi masih inget rumahnya.. Semoga kapan2 bisa silaturrahim lagi,... :)

Jahil-Semangat atau Ceroboh??
Mba Siti, salah satu temen deketku, adalah orang yang paling takut dengan Ul*t dan Ul*r. Waktu itu sedang istirahat dan dia ikut ke perpus, aku sedang baca buku ensiklopedi hewan. Waktu aku membaca tentang dua makhluk itu, secara paksa aku memperlihatkan gambarnya ke Mba Siti. Dia menolak dan aku terus memaksa, sampai akhirnya Mba Siti menangis di perpus kemudian lari ke luar. Di dalam perpus aku bengong dan terdiam.. Itulah kejahilan yang bener2 membuatku menyesal karena beberapa hari aku didiemin... :((

Waktu itu kita sedang olah raga di lapangan belakang kantor DPRD Karanganyar, jaraknya agak jauh dari SMP sehingga kita harus jalan kira2 20-30 menit menuju lapangan. Waktu SD aku juga olah raga di sana, seringkali mampir ke kantor nyari bapak,hehe. Nanti dikasih jatah snack bapak, lumayan... Tapi waktu itu kantor DPRD masih menjadi kantor kabupaten, beberapa tahun kemudian pindah ke dekat masjid agung dan sampai sekarang masih menjadi kantor DPRD. Duuh ceritanya sampai kemana2...

Nah, aq orangnya suka olah raga, dulu semangat apalagi klo lari. Ujian lari biasanya ada di urutan satu atau dua. Tapi saat itu bukan sedang olah raga lari, melainkan olah raga lempar cakram. Klo kita ingat lempar cakram itu caranya membalik arah 180 derajat baru cakram dilempar. Karena saking semangatnya, aq tidak melihat arah belakang ada orang atau tidak.. Pada saat melempar dan membalik badan dengan penuh semangat dan sekuat tenaga, cakram terlempar dan tiba2..."plak..." mengenai punggung temenq. Ya Alloh,,, cerobohnya aq... Udah gitu yang kena cakram adalah seorang temen putri yang udah berjilbab dan orangnya sangat2 kalem. Lemparan cakram itu cukup membuatnya sesak nafas tapi alhamdulillaah tidak kenapa2, cuma kan sakit juga...

Saling Bertukar Hadiah
Waktu milad aku dan temen2 selalu bertukar hadiah, bahkan klo pas momen kayak gini kita bertukarnya ga hanya yang satu geng, tapi temen2 putri hampir satu kelas ngasih. Setelah itu kita akan makan2 seperti biasa anak2 yang lain. Namun, parahnya yang jadi kebiasaan adalah diguyur air pake telur, tepung dan potongan kertas2 kado. Yang ini dilarang meniru, selain ga ada manfaatnya kebiasaan ini juga bukan kebiasaan kita sebagai muslim......  Setiap ulang tahun selalu banyak kado berdatangan, meski harganya tidak seberapa tapi ketulusan memberi sebagai tanda persahabatan itu yang ngena.. Sampai sekarang kumpulan2 kado itu masih rapi tersimpan di almari rumah... :) Arigatou mina-san... ^^

Ceritanya udah ya, mau ngerjain yang lain lagi... Alhamdulillaah, makasih buat mba Asih yang telah mengingatkanku masa2 SMP yang penuh warna... Selalu jagalah tali persaudaraan, sahabat tidak bisa dibeli dengan uang, tetapi hanya bisa didapat dengan keikhlasan dan keimanan... :) berikan yang terbaik untuk saudara/imu...

*lepas isya

Senin, 12 Desember 2011

curhat colongan ^^

Saat:
1. persamaan sudah ditemukan, rasanya seperti ingin tersenyum sepanjang hari
2. tapi ternyata program yang dibuat ga jalan2, entah dimana kesalahannya
3. mau konsultasi dosen meninggalkan bimbingannya ini ke Bandung selama empat bulan sejak Ramadhan, bingungnya...
4. ditelpon orang rumah sedang pesta duren, duuh sedihnya
5. dikejar2 amanah ini-itu sedangkan pikiran terkuras di skripsi
6. sang mr pun tidak mendengar ceritaq, hanya satu teman halaqah tempat bercerita
7. pekan ini acara ini itu, yang satu diamanahkan ke aq, rasanya ingin melepas begitu saja
8. mendengar yudisium dimajukan pertengahan bulan januari, seperti mendapat tamparan sekeras2nya
9. ditelpon orang tua kapan lulusnya, ingin tenggelam di laut merah
10. diundang syura jam 06.00 eh ternyata ban motor bocor, dibela2in pinjem sepeda adik kos dan sampai di TKP pukul 05.55 tapi ternyata si pengundang membatalkan syura secara mendadak pada jam 06.07 dengan alasan beberapa orang yang mengundang udah ada agenda sendiri2 (ga bisa ngatur jadwal ya?), duuh keselnya...
11. menjadi singa yang mungkin bisa meledak sewaktu2, duh malu banget dengan-Nya...

Semua terasa tidak kooperatif...

ending:
- menunggu kiriman duren dari sista ^^ sedikit melegakan...
- menghubungi dosen pembimbing katanya pekan depan datang ke Jogja, duuh senengnya...
- mendengar do'a otosan dan okaasan, pengen nangis aja....
- makin sayang dengan keluarga

--------- prepare anything next week for ending my lecture ---------
^^ rina ^^ dewi ^^ maya ^^ sari ^^ spirit for you! ^^