Kamis, 14 Juli 2011

Shahabat Pemilik Fitrah Shaffiyah

 Sore itu kajian Ustadz Syatori benar - benar membuat hati menjelajah pada masa Rasulullah, membuat hati semakin malu. Waktu itu sedang menafsirkan Qs. An-Nur: 35 yang secara sekilas ditafsirkan bahwa untuk mendapatkan Cahaya Di Atas Cahaya, maka kita harus memiliki Fitrah Shaffiyah dan 'Ilmu Syar'iyah. What's the meaning of Fitrah Shaffiyah? Yaitu, fitrah (kekuatan Rabbani yang Alloh simpan di lubuk hati manusia sejak lahir) yang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk. Untuk lebih bisa memahami terkait fitrah shaffiyah, ustadz Syatori memberi contoh kisah Shahabat yang begitu membuat bulu kuduk berdiri (hmm.. lebay ga ya? ^^).

Suatu hari ketika Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam berjalan di kota Madinah beliau berpapasan dengan seorang sahabat yang bernama Haritsah bin Suraqoh.

Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "Wahai Haritsah bagaimana keadaanmu di pagi hari ini?".

Haritsah menjawab, "Ya Rasulallah aku di pagi hari ini telah mencapai hakekat keimanan"

Ketika mendengar jawaban tersebut Rasul pun berkata kepadanya: "Ya Haritsah segala sesuatu ada buktinya, dan mana bukti dari hakekat imananmu?". [Mengatakan keimanan kan butuh bukti.. Keimanan Shahabat saja sama Rasulullah masih dibuktikan, apalagi kita... hmmm...jadi malu sendiri]

Maka berkata Haritsah: "Ya Rasulallah telah keluar dari hatiku cinta kepada dunia sehingga emas dan batu sama nilainya di mataku. Ya Rasulullah seakan-akan 'Arsy Tuhanku sangat jelas terlihat dihadapanku, seakan-akan penghuni surga mendapatkan nikmat di surga dan sangat jelas dihadapanku, dan seakan-akan penghuni neraka di neraka mendapatkan azab di neraka sangat jelas di hadapan mataku. Ya Rasulallah di malam hari aku bergadang (bermunajat) dan di siang hari aku berpuasa".


Ketika Rasulullah mendengar jawaban Haritsah, beliau berkata, "(Engkau adalah) hamba Allah yang telah memperoleh cahaya di hatimu. Ya Haritsah engkau telah mengetahui maka lazimilah".

Maka Haritsah berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah doakan aku, aku ingin mati syahid di jalan Allah". Maka Rasul-pun mendoakan agar Haritsah mati syahid di jalan Allah.

Dan kebetulan di hari itu Rasulullah dan para sahabat keluar dari kota Madinah untuk memerangi orang kafir Quraiys di perang Badr yang jumlah tentara orang kafir lebih dari 950 prajurit sedangkan tentara Rasulullah hanyalah 300an prajurit dan persenjataannya sangat sedikit sekali dan terbatas. Akan tetapi kemenangan dari Allah diberikan kepada Rasulullah dan para sahabat.

Sehingga diriwayatkan bahwa yang terbunuh dari orang orang kafir 70 prajurit, dan yang tertawan 70 prajurit. Adapun yang mati syahid dari kaum muslimin hanyalah 14 sahabat dan diantara mereka adalah Haritsah bin Suraqoh.

Pada saat Haritsah sudah syahid, salah seorang shahabat Rasulullah pun segera menemu ibu Haritsah. Keimanan sang ibu tak jauh dari anaknya. Saat diberi tahu bahwa anaknya mati syahid, maka yang ditanyakan bukanlah kondisi anaknya terlebih dahulu, tetapi beliau menanyakan kabar Rasulullah. "Bagaimana kondisi Rasulullah sekarang" tanya ibu Haritsah kepada shahabat tersebut. "Rasulullah baik - baik saja dan selamat" jawabnya. "Antarlah aku menemui Rasulullah untuk memastikannya" pinta sang ibu.

Maka bertemu dengan Rasulullah barulah sang ibu bertanya kondisi anaknya, "Ya Rasulullah dimana anakku Haritsah?".

Maka dijawab oleh Rasulullah: "Wahai ibu Haritsah sabarlah sesunggahnya anakmu terbunuh dijalan Allah".

Maka diulangi pertanyaan tersebut oleh ibu Haritsah kepada Rasulullah. Dan dijawab oleh Rasul dengan jawaban yang serupa. Lantas di ulangilah untuk ketiga kalinya pertanyaan tersebut oleh ibu Haritsah dengan menanyakan: "Ya Rasulullah aku tahu kalau anakku terbunuh di jalan Allah, akan tetapi dimanakah anakku apakah di surga atau di neraka?".

Maka Rasulullah menjawab: " Wahai ibu Haritsah apakah kau tidak tahu? Sesungguhnya surga itu bukanlah hanya satu surga, akan tetapi surga itu banyak sekali tingkatannya. Dan sesungguhnya anakmu telah mencapai surga Firdaus yang paling tinggi".

Kemudian ibu Haritsah tersenyum, "Sungguh jika anakku berada di dalam neraka, maka aku akan menangis sepanjang hidupku. Wahai beruntungnya engkau Haritsah..  Wahai beruntungnya engkau Haritsah..  Wahai beruntungnya engkau Haritsah.. "

Subhanallah ya.. Pengen jadi  seperti Haritsah dan ibunya... ^^ Semoga Alloh berkenan memberikan kita fitrah shaffiyah.. amiiin

-Ya Alloh berilah kami berkah dan taufiq di bulan Sya'bah, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan..."

sumber: cerita ustadz dan suaramedia.com

Tidak ada komentar: